Entri Populer

Selasa, 21 Desember 2010

"amar ma'ruf nahi mungkar : tak ada satu jendela pun yang pecah"

ada cerita menarik disampaikan Prof.DR.Achmad Mubarok, MA, saat memberikan kuliah umum Psikologi Islam di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al Ayyubi. Cerita yang menarik yang beliau sampaikan sebenarnya banyak. Saya ambil saja salah satunya yang menurut saya - saat ide menulis ini muncul, paling menarik.Topiknya menyangkut amar ma'ruf nahi mungkar. 
Awalnya adalah ketika dalam sesi bertanya ada seorang bertanya soal "mengapa sering kita melihat ada sekelompok masyarakat yang tujuannya amar ma'ruf nahi mungkar dengan cara-cara anarki-merusak, bahkan benda-benda yang tidak tahu menahu urusan dibuat hancur?"
Prof.Mubarok lalu mengurai kembali  analisa bekerjanya Psikologi khususnya Psikologi Islam. Psikologi sekuler berasal dari renungan dan penelitian laboratorium semata. Tiga hal yang menjadi fokus kajiannya : menerangkan tingkah laki, memprediksi dan mengendalikan tingkah laku. Psikologi Islam, selain dari renungan dan hasil penelitian laboratorium, berpijak pada Al Qur an dan Al Hadits. Maka itu, selain tiga hal tersebut, dalam Psikologi Islam ada dua fokus penting lainnya yaitu mendorong orang untuk memiliki akhlakul karimah, dan mendorong orang untuk semakin dekat pada Alloh. 
Beliau lalu bercerita tentang kisah Aa Gym-ketika itu Aa masih sangat populer, menghentikan perjudian yang dianggap meresahkan masyarakat. 
Melihat masyarakat begitu emosional, Aa kemudian bicara dengan mereka. Entah apa yang dibicarakan Aa, maka masyarakat yang sudah melengkapi dirinya dengan persenjataan perang, mengepung satu rumah yang menjadi sarang para penjudi dan dianggap telah meresahkan masyarakat itu. 
Tiba di depan rumah penjudi itu, lalu Aa bicara lagi dengan mereka. Dan, tidak lama, Aa-sendirian masuk ke dalam  rumah , dimana sedang berkumpul puluhan orang yang asyik berjudi. Melihat kedatangan Aa, tentu saja, mereka terkejut. Bahkan ada yang sambil ketawa-ketiwi menawarkan Aa bergabung dengan mereka. 
"Assalamualaikum," ucap Aa. Aa lalu bertanya. "Apakah bisa saya bertemu dengan pemilik tempat ini?" Aa pun kemudian dibawa ke suatu ruangan dan dipertemukan dengan pemilik rumah perjudian itu, lalu terjadilah dialog diantara mereka.
Aa,"Apa kabar Pak."
Pemilik rumah judi (PRJ),"Alhamdulillah baik A."
Aa,"Bagaimana bisnisnya Pak."
PRJ,"Wah lancar A. Bisnis lagi bagus."
Aa,"Begini pak. Bisnis ini pasti membuat bapak senang, bukan begitu."
PRJ,"Iya A betul.Saya bisa untung besar."
Aa,"Apakah bapak juga senang kalau bapak bisa senang masyarakat juga ikut senang."
PRJ,"Iya A."
Aa,"Kebetulan Aa mendapatkan laporan dari ibu-ibu. Mereka mengeluh tidak bisa bayar sekolah, anak-anaknya jadi susah, ibu-ibu pun sering jadi korban kemarahan para suami."
PRJ,"Iya A."
Aa,"Sebabnya adalah karena para bapak itu, lebih senang berkumpul dan menghabiskan uang disini.Padahal uang itu kan untuk bayar sekolah, untuk keperluan dapur."
PRJ,"Iya A."
Aa,"Saya sebenarnya kemari tidak sendirian. Tapi diantar teman-teman masyarakat sini. Mereka sebenarnya sudah sangat marah. Tapi, saya minta mereka untuk sedikit menahan diri." ujar Aa lagi sambil berjalan menuju jendela didampingi PRJ, dan melihat sekumpulan masa lengkap dengan alat perangnya. 
Aa,"Sudah begitu saja. Saya pamit dulu. Saya hanya ingin menyampaikan pesan ibu-ibu saja.Assalamualaikum." Aa pun ngeloyor pergi.
Sepeninggal Aa, pemilik rumah judi itu jadi gelisah. Tiga hari tiga malam, dia tida bisa tidur. Dalam renungannya, dia berpikir. Aku senang, tapi banyak orang jadi hidup susah karena perbuatan aku. Persis pada hari ketiga, pemilik rumah judi, berkunjung ke rumah Aa, dan disambut Aa dengan penuh kehangatan. 
PRJ,"Assalamualaikum Aa. Syukur alhamdulillah, setelah saya renungkan apa yang Aa sampaikan, membuat saya gelisah dan tidak bisa tidur. Sudah lah, akhirnya saya putuskan, rumah judi itu saya tutup. Dan, mohon Aa kiranya bisa membimbing saya."
Aa pun memeluk orang itu dengan hangat seraya berucap,"Alhamdulillah."
Rumah judi itu pun kemudian ditutup sendiri oleh pemiliknya. Dan, tidak ada satu jendela kaca pun yang pecah. Subhanallah. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar